Ketika Masa Sekolah Akan Usai
Kenapa saya tiba-tiba membicarakan tentang ini? Hal ini datang tiba-tiba ketika saya bangun tidur pada pukul 5-an sore ini. Bangun tidur-mikir tentang sekolah-nangis. Menangis terisak karena
menyesali kenapa saya tidak lebih hebat dari sekarang. My parents diserve a better daughter unlike me. Mereka adalah orang-orang yang memberikan cintanya yang tulus kepada saya yang sering mengalah demi kepentingan saya. Saya lalu terpikir akan hal-hal 'bodoh' yang saya lakukan selama ini bersama teman-teman saya dan berpikir suatu hari nanti saya akan tertawa mengingat hal-hal tersebut. (T▽T)
Kemarin malam saya diberikan pencerahan juga tentang hubungan kasih sayang orang tua sama sekolah oleh guru pembimbing saya. Mengharukan mendengar kisahnya. Apalagi pagi ini saya bertemu dengan teman saya yang mengikuti bimbingan beasiswa chevron semalam. Waktu itu saya menanyakan tentang juara 1 penerima beasiswa chevron apakah benar anak dari seorang pemulung. Saya mendengar berita itu sebelumnya dari mama saya jadi tidak ada salahnya saya memastikan info tersebut. Teman saya bilang itu benar. Akan tetapi ia penerima beasiswa tahun lalu. Jadi, dia menceritakan bahwa mereka para penerima beasiswa chevron menyaksikan di sebuah layar sosok penerima beasiswa tersebut tahun lalu dan sangat terharu. Terharu, karena pihak chevron mendatangkan orang tuanya dan mereka dapat bertatap muka dan berbicara melepas rindu di depan para peserta. Sungguh mengharukan. Anak seorang pemulung yang itu kini kuliah di UNAND jurusan Kedokteran. Memang semua orang punya hak yang sama dalam proses kesuksesan. Apapun profesi orang tuanya, bagaimanapun keadaan mereka. Orang-orang seperti itu terkadang 'lebih'
mensyukuri dari 'kita' yang ditugaskan hanya untuk belajar saja. Fasilitas tersedia,
ini-itu dibelikan. Masa belajar saja dengan baik dan benar tidak bisa? Miris.
Sama seperti teman saya penerima beasiswa tersebut saya juga ingin lepas sebagai 'beban' orang tua saya ketika kuliah nanti. Satu hal yang saya yakini akhir-akhir ini adalah
Sesungguhnya kesempatan itu banyak hanya, kita siap atau tidak menjalani dan menerima kesempatan tersebut. Sebelum-sebelumnya saya membaca artikel-artikel atau biografi orang yang bisa cukup sukses demi orang tua mereka. Bahkan, saya pernah membaca buku autobiografi gita gutawa yang disana ia menyatakan bahwa ia sukses belajar dan fokus karena mengingat berapa banyak yang dihabiskan orang tuanya untuk ia bersekolah. Karena kita cukup beruntung untuk bisa bersekolah.Tapi, kini saya benar-benar sadar kalau saya harus melakukan yang terbaik demi orang tua saya.
Label: random thought
Older Post | Newer Post